Selasa, 25 Agustus 2015

BERIRINGAN TAPI TIDAK BERSILANG

Kata orang kalu lagi jatuh cinta itu pasti selalu keinget si doi terus. Mau pagi, siang, sore, malem pasti pikirannya ke orang itu.
Selalu mau berkomunikasi sama dia..
Kalau dia ga bales chat langsung deh panik, kenapa yaaa ?
Sampe bahan ga penting dijadiin alasan untuk memulai suatu percakapan..
Bener gak sih?

Gue tahu hidup itu gak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita mau. Seberapa besar usaha yang kita lakukan, kalau Sang Pemilik Semesta berkata lain ya sia-sia.

Sejujurnya gue udah bosan terlibat dalam suatu perasaan yang mendalam kepada seseorang.

Karena ketika jatuh cinta, tidak hanya selalu tentang bahagia, tetapi terdapat juga kesedihan, karena ketika mencintai biasanya ada pengorbanan. Salah satunya pengorbanan hati.


Banyak gue mendengar sharing di persekutuan pemuda tentang bagaimana menemukan pasangan hidup. Memang yang utama dia harus seiman, lahir baru, sepadan, cinta Tuhan dan memiliki karakter yang baik. Kalau semuanya udah ada pasti bisa saling melengkapi, saling menopang, saling aktif untuk membuat keduanya menjadi pribadi yang lebih baik, dan yang pasti melalui hubungan itu membuat keduanya semakin dekat sama Sang Pencipta.
Hmm boleh gak gue tambahin, yaitu dia seseorang yang punya tipe ke-kokoh2-an yang bisa bimbing gue haha. Mungkin karena gue anak bungsu dan gue kehilangan sosok ayah sejak gue kelas 1 SD *abaikanlah*

Sekarang gue lagi mikir, apa sih yang buat gue jatuh hati sama seseorang. Apakah hanya kekaguman semata karena dia bisa ini atau bisa itu, atau hanya karena gue rasa nyaman kalu ada dia? Bisa aja sih itu langkah awal gue menaruh hati ke dia. Tapi perasaan gue bisa diujikah kalau cuma itu modal awal gue suka sama dia?
Hmm, gue gak mau bilang ini soal materialisme, tapi cinta aja gak cukup. Gak bisa dipungkiri kalau suatu hubungan pasti perlu materi, seorang pria khususnya kalau mencintai wanita dia gak boleh egois hanya sekedar mau memiliki, tapi juga harus mikirin kelak istri dan anaknya mau dikasih makan apa (kurang lebih kalimat ini gue denger dari film yang gak sengaja gue tonton malem-malem. Maaf lupa judulnya apa).
Sebenernya gue yakin kalau Tuhan sudah menyatukan, pasti akan ada berkat tersendiri yang Tuhan sediakan. Bisa kalu mau berjuang sama-sama. 

Aaaaaahhhhh.. Kenapa gue harus terlibat dalam suatu perasaan yang rumit sih?

Mana mungkin juga gue jatuh cinta sama orang yang jelas-jelas dulunya pernah jatuh cinta sama temen gue sendiri.

Gak mungkin !!!

Sejak kapan ya gw mulai suka sama dia? Oh ya.. hampir 4 bulan kayanya.




Semoga menurut psikologi itu SALAH.
Bayangkan sebuah jalanan yang berliku-liku kami lewati bersama dengan kendaraan berbeda, kadang gue memimpin di depan, kadang dia. Saat di depan, gue memperhatikannya melalui kaca spion. Saat dia yang di depan, dia imbangi kecepatan kendaraannya dengan gue. Gue sangat menikmati saat-saat bersama itu.

Sampai di jembatan yang ujungnya ada perduaan jalan. Gue akhirnya ke kanan dan dia ke kiri. Kita berpisah diujung jembatan itu. Saling menjauh dan semakin menjauh sampai hilang dari pandangan.

Apakah akhirnya gue dan dia seperti jalanan di ujung jembatan itu ? Belum tahu.

Tidak ada komentar: