Kamis, 06 Agustus 2015

KESABARAN = LONG SUFFERING

Gue cukup menyesal gagal melewati 1 hari melanjutkan 30 Day Song Challenge. Tapi gue akan tetap lanjutin sih. Mungkin besok. Hati gue lagi terluka.

Kelemahan terbesar dalam hidup gue adalah kesabaran.

Sempet terlintas dipikiran gue kenapa sih Tuhan uji gue bukan di area yang udah gue kuasai sehingga gue bisa tangani dengan baik, tapi ternyata engga sodara2. Justru dimana kelemahan kita disitulah Tuhan menguji kita sampe kita dinyatakan lulus. Yaah gak lulus dengan sempurna juga sih karena hidup itu adalah suatu pembelajaran, artinya selama kita masih bernafas ya selama itu pula kita terus belajar. Ketika jatuh ya harus bangkit.

Gue bergumul dengan kesabaran udah sangat lama. Saat gue udah mulai gak sabar dengan orang dan dengan situasi, pikiran gue menjerat gue untuk mundur dan lepasin semua yang saat ini sedang gue jalani, dan gak cuma sampe situ, gue bisa jadi orang yang males bersosialisasi, gue males ngeliat muka orang yang bikin gue kecewa dan gue bisa cap semua orang sama aja.

Pernah gue sharing ke pembina gue, gue minta doain. Dia sematkan sebuah kata yaitu “Sabar”. Kata sabar sampe bosen gue denger. Gue udah sabar dari dulu, tapi sekarang kecewanya udah di puncak.

Tapi suatu malem gue nangis dan terbuka dengan salah 1 pembina gue juga yang tau masalahnya. Ternyata kata sabar yang kita sering denger dan kesannya menjadi biasa aja, sebenernya punya arti yang mendalam yaitu Long Suffering. Itu katanya.

Gue tau kejadian ini yang kesel gak cuma gue, pembina gue juga pasti ada kecewanya. Tapi gue salutnya pembina gue tetap tenang dan kalem. Padahal dia orang yang sangat sangat sangat menghargai waktu. Pelayanan dia banyak banget yang harusnya waktu itu bisa kerjain ini itu jadi terbuang karena ini. Tapi ternyata dia bisa begitu karena dia pun mengalami proses, yang dulunya sama kaya gue tapi Tuhan bentuk perlahan melalui ujian-ujian macam gini. 

Gue saat ini dihadapkan dengan situasi yang buat gue udah mau mundur, padahal mungkin kejadian ini masih level ecek-ecek, sedangkan sabar itu sebenernya sikap dimana kita itu tahan menderita terhadap orang-orang maupun keadaan. Tuhan tau kelemahan gue disini dan Tuhan terus kikis bagian ini sampai akhirnya gue menjadi indah.

Emas yang terus dibakar akhirnya mengkilap dan bernilai, sama seperti gue, saat ini mungkin gue sedang melewati proses yang menyakitkan tapi jika gue tekun menjalani long suffering ini, suatu hari gue bisa menjadi indah.

Mungkin suatu hari nanti gue bisa diperhadapkan dengan kejadian yang menyakitkannya lebih dahsyat dari ini, tapi kata calon suami pembina gue lalu pembina gue sampaikan ke gue yaitu apa yang menimpa kita itu menempa kita, kejadian ini menempa gue untuk jadi manusia yang lebih bersabar dan bisa mengendalikan emosi, engga "meledak" tiba-tiba. Sulit memang dan gue sadari gue gak bisa lewati itu semua tanpa pertolongan Sang Pencipta.

Berita buruknya gue akan terus berhadapan pastinya 1 tahun ke depan dengan orang yang saat ini buat gue kecewa. Ya mungkin dia memang alat yang dipakai Tuhan dalam gue melewati tantangan kesabaran ini.

Berita baiknya ternyata kata pembina gue, gue itu unik. Sikap gue yang ekspresive ini bisa juga Tuhan pakai agar orang yang bikin gue gak sabar bisa introspeksi diri. Intinya besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.

Salah satu pembelajaran dari kisah gue ini adalah jika kita punya masalah dengan seseorang, kita harus selesain, jangan biarkan menumpuk. Orang yang buat gue kecewa sampe puncak adalah orang yang selalu minta maaf dan selalu gue maafin lalu selalu gue kasih kesempatan pula. Tapi akhirnya melalui kejadian ini yang buat gue sangat sangat sangat kecewa ternyata kejadian2 kemarin itu belum selesai di hati gue. Semuanya tertumpuk dan akhirnya tumpah melalui kejadian ini.

Gue lagi bergumul untuk bisa menjalin hubungan baik lagi dengan orang ini meskipun sulit.

Doakan ya..

Tidak ada komentar: